Senin, 15 Juni 2009

SMK PGRI 3 KOTA MALANG, 30% BEKERJA SEBELUM LULUS

SMK PGRI 3 Kota Malang didirikan pada tahun 1987 oleh beberapa Dosen Senior Politeknik Negeri Univ. Brawijaya Malang.. Implementasi character Disiplin Tinggi, terwujud dengan system Droup Out, bagi siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran di sekolah atau di Industri serta full day school dengan komposisi Block System pada materi produktif (skill). 

Selain itu juga diterapkan sistem Assessment (Verifikasi) setiap enam bulan bagi seluruh siswa, dengan assessor kalangan industri yang diakui nasional ataupun international (ISO). 

Pada tahun akademi 2008/2009, SMK PGRI 3 KOTA MALANG sudah ada 170 dari total 498 siswa calon alumni yang sudah direcruitment oleh perusahaan rekanan sekolah. Artinya sebelum tanggal 16 Juni 2009 telah dilaksanakan Recruitment di SMK PGRI 3 KOTA MALANG oleh perusahaan rekanan. Program ini kami lalkukan tiap tahunnya, kata staff BKA (Bursa Kerja Aktif) dan diharapkan setelah lulusan, untuk anak yang tidak lolos recruitment dan anak yang belum ikut Tes dapat diterima bekerja, pada Recruitment berikutnya.

Hal tersebut merupakan program tahunan didalam penyaluran alumni. Karena targetnya semua alumni bisa bekerja sebelum kelulusan pada periode selanjutnya. Bisa dikatakan alumninya LULUS Langsung dapat kerja. Ini bisa terlaksana, karena kerja keras dari TIM BKA dan penyiapan calon alumni, yaitu; sebelum lulus siswa diberi pembekalan tentang cara membuat lamaran pekerjaan, Psikotes, Interviu dan sikap mental pekerja yang baik.

Adapun Tim BKA tersebut dikomandani oleh Lukman Hakim, ST dan dibantu oleh 3 orang staff, Yudi Efendi, S. Pd, Moch Sajidin, S. Pd, dan Apriyanto Safari, S. Pd. Serta dibantu oleh satu orang sekertaris, Dinda. Markasnya di Lantai 2 SMK PGRI 3 KOTA MALANG, Jl. Raya Tlogomas Gg IX/29 Malang - Jawa Timur. 

Selasa, 09 Juni 2009

Attitude Baik Atau Buruk


Pendidikan merupakan proses pembelajaran dalam bentuk Attitude yang dilakukan untuk mencetak atau merubah cara pandang dan berpikir manusia. Akan tetapi masyarakat banyak beranggapan jika pendidikan itu hanya dilakukan di sekolah-sekolah saja. Pada hal salah, justru pendidikan yang berhasil untuk membentuk cara pandang dan berpikir manusia yang baik berada di lingkungannya (keluarga).

Seorang anak memiliki Attitude yang baik, bisa dipastikan sekitar 90% berasal dari keluarga yang harmonis dan sangat memperhatikan keluarganya. Hal ini jangan langsung di jastifikasi kalau orang kaya, punya kedudukan, dan jabatan tinggi. Pasti anaknya memiliki attitude yang baik, Justru anak-anak mereka yang attitudenya sangat jelak.

Ada lima hal yang bisa menciptakan attitude seseorang anak menjadi baik atau buruk. Mari kita perhatikan;

1. Anak mulai bayi diberi susu formula. Apapun alasannya salah, sebab dokter anak dan ahli gizi manapun mengatakan susu yang baik adalah susu Ibu. Karena Nutrisi dan asupan gizi sesuai dengan kebutuhan anak, sebab anak tersebut ANAK MANUSIA bukan Anak Sapi. Artinya susu formula cocoknya buat sapi, meski ada susu formula yang bagus tapi masih bagus ASI. Tidak heran jika ada orang bilang anak itu sulit diatur. Kenapa? karena dia minum susu sapi (susu formula) tidak heran jika tingkahnya seperti sapi. Selain itu seorang ibu tidak bisa memberikan kasih sayang secara langsung pada saat menyusui. Artinya secara Fisikologis tidak ada kedekatan antara RUH anak dan ibunya.

2. Anak diasuhkan ke orang lain, baik itu baby sister, pembantu, ataupun Neneknya. Akibatnya anak itu cenderung meniru karakter pengasuhnya dan cenderung lebih menurut pengasuhnya dari pada orang tuanya sendiri. Hal ini terjadi karenan mental anak sudah kita rusak tanpa kita sadari. Sebab anak tersebut merasa dibuang oleh orang tuanya, tidak ada kasih sayang ke mereka. Ini pikiran yang ada di otak anak itu. Apa lagi kita kurang komunikasi dengan mereka, bahkan jika ada anak rewel atau manja kita langsung berteriak Bik... Nek... anaknya nangis!  minta apa itu. Coba kita bayangkan, perhatikan dan rasakan jika hal itu terjadi pada para orang tua.

3. Masalah orang tua sering di keluhkan, bahkan pertengkaran baik secara lesan ataupun dengan kekerasan dilakukan di depan anak. Berarti orang tua telah memberikan pembelajaran ke anak, suatu karekter yang merusak. “Menurut para ahli psikologi, usia menyerap anak pada ’usia keemasan’, yakni sampai enam tahun mencapai 70-80 persen anak pada usia ini dapat mengingat dan merekam daam memori meraka jutaan peristiwa yang dialaminya dan pada waktu inilah anak efektif dibina dengan cara sikap atau teladan orangtua, bukan hanya sekadar perintah atau bicara, jadi ibu-ibu jangan merusak kecerdasan dan mental anak kita akibat kesalahan kita sendiri.

4. Anak hanya diajarkan bagaimana belajar dengan baik dan menjadi orang sukses serta jadi orang kaya. Akan tetapi tidak pernah diajarkan agama, tata cara beribadah dan Ketaquitan. Apa itu penting? jawabannya iya. Bisa kita lihat orang Ateis yang tidak mengenal Tuhan. Dia hanya berpikir untuk dirinya sendiri dan cenderung brutal, radikal bahkan Korup, lihat amerika, Uni-soviet, China, dan Korea. Sebab tidak ada dibenaknya kehidupan ataupun peradilan setelah mati. Artinya jika orang tuanya kaya dia berpikir bagaimana caranya dapat warisan jika perlu orang tuanya cepat mati, bahkan orang tuanya ditaruh dipanti jompo tanpa susah payah dia merawatnya. Jika ada orang tua berpikir anaknya bisa berbakti, perhatian dan baik Akhlaq-nya tanpa unsur Agama yang ditanamkan sejak kecil, jangan berharap.

5. Orang tua memberi makan keluarganya dari Rizki Haram. Jangan diharap ada keharmonisan di keluarga itu. Kita ambil contoh kelurga yang diberi makan dari hasil korupsi. Mental anak itu bagaimana? kalau makanan yang selama ia makan berasal dari uang haram. Dia akan malu, tidak percaya diri dan bisa frustasi, jika masyarakat dan temanya tahu kalau kekayaan orang tuanya berasal dari korup. Lebih parah lagi jika pikiran anak itu mengikuti jejak orang tuanya, karena sudah terbiasa dan terlanjur selalu makan-makanan haram. Kita perhatikan pejabat yang korup. keluarganya bagaimana, attitude anak-anaknya dan kehidupan dia sendiri bagaimana?


Allah berfirman:

كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى

“Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” (QS. Thaaha:81)

Sabtu, 06 Juni 2009

MAKANAN SAMPAH


Waspadalah jika anak Anda keranjingan mengonsumsi junk food. Karena jenis makanan ini diklaim sebagai faktor penyebab anak-anak sulit berkonsentrasi dan cenderung nakal. Penelitian di Inggris menyebutkan bahwa anak-anak dengan menu gizi yang tidak seimbang akan mengalami kerusakan pada sistem tubuh yang berujung pada kebodohan.

Para ilmuwan dari University of London's Instittute for Education, mengungkapkan bahwa anak-anak dengan pola makan yang tidak sehat cenderung terganggu prestasi di sekolah, sehingga nilai akademisnya rendah.

Riset yang dilakukan Bristol Children sejak tahun 1990-an ini mencermati data dari 14.000 anak. Ahli gizi dari Universitas Bristol, Dr. Pauline Emmett, mengatakan "Kami sangat yakin bahwa data ini berkaitan erat. Konsumsi gizi di usia dini dapat mempengaruhi seluruh proses perkembangan anak selanjutnya. Karena itu, penting bagi anak-anak mendapatkan asupan makanan dengan menu gizi seimbang agar pertumbuhannya lebih optimal," ujarnya. 

Jika ingin anak Anda tumbuh sehat dan cerdas, mulailah memperhatikan asupannya dan, say goodbye for junk food.

Senin, 01 Juni 2009

Kerangka Berpikir maju


Pola pikir adalah kecenderungan manusiawi yang dinamis, ia dapat mempengaruhi siapa saja; ia dapat membantu kita, dapat pula merugikan kita.

1.  perfeksionis. Kita menilai diri kita begitu tajam sehingga sekilas kita tidak berani mencoba sesuatu yang tidak kita kuasai dengan sangat sempurna.

2.  obsesif, mengingat terus menerus sesuatu yang menakutkan kita sehingga kita menteror diri sendiri sampai rasa takut itu menjadi jauh lebih besar dari diri kita sendiri dan akhirnya kita berhenti sambil meyakini bahwa semuanya adalah malapetaka.

3.  pesimis. Kita meyakini bahwa kita telah dikutuk. Bagaimanapun kerasnya kita berusaha tapi yang datang selalu hal hal buruk. Kitapun tidak mampu melihat atau peduli akan keberhasilan kita karena kita memilih untuk hanya melihat pada kegagalan kita.

4.  bergantung pada orang lain. Kita sangat ingin untuk bebas tapi dilain pihak kita merasa bahwa hanya orang lain yang dapat menyelamatkan kita. Kita berpikir bahwa mereka mencintai kita karena mereka telah menyelamatkan kita. Kita merasa takut kehilangan hubungan baik yang telah lama dibina. Kita mendambakan kebebasan tapi kita sangat merasa tidak aman jika tidak bergantung pada mereka; takut mereka akan menelantarkan kita.
5.  “saling membutuhkan”. Kita memfokuskan diri untuk mencintai orang lain dan membuat orang yang dicintai menjadi bergantung pada kita dengan mencurahkan segala perhatian dan perasaan cinta kita kepadanya. Yang dicintai merasa orang lain tidak dapat mencintai-nya kecuali kita, Pada akhirnya orang yang kita cintai merasa tidak berdaya

6.  membenci diri sendiri / suka melukai diri sendiri. Kita membuat diri kita sendiri menjadi seorang pesimis lalu melakukan hal yang sama pada orang lain. Tetap bertahan untuk tidak merubah diri bahkan mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti bahwa akan ada sesuatu yang berbahaya apabila kita keluar dari pola pikir yang lama.

7.  birokrat/dogmatik, memaksakan kehendaknya untuk mengikuti aturan dan merasa kita yang paling tahu segalanya
Tapi kita juga dapat mempunyai pola pikir yang baik dan konstruktif.

8.  optimistis. Kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Semua dapat dilakukan secara bertahap, biar lambat asal selamat maka kita akan berhasil melakukan sesuatu yang teramat sulit

9.  realistis. Dapat mengalahkan rasa takut dan hal-hal negatif dan melihat sesuatu tanpa menggunakan emosi lalu membuat rencana secara bertahap dengan penuh rasa percaya diri

10. Taoisme. Bahwasanya hitam tidak selalu jelek dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek dapat sangat bermanfaat jika ada pada situasi yang tepat. Bahwa sesuatu yang kelihatan-nya baik mungkin dapat mencelakakan kita. Selalu berada dijalur tengah, berjalan dengan sendirinya tanpa diatur, tanpa emosi, menerima apa adanya tanpa penyesalan Ini merupakan cara terbaik untuk meraih kebahagiaan. Yang perlu kita pikirkan atau kuatirkan adalah saat sekarang ini, menit ini, detik ini, bukan kemarin ataupun esok hari. Semua langkah kita dapat dilakukan dengan benar jika kita tidak merasa putus asa dan tidak terlalu memikirkan hal-hal menakutkan yang belum terjadi atau memikirkan bahwa kita akan gagal. Jika kita dapat memfokuskan diri kita pada saat sekarang maka kita akan dapat jauh lebih sukses.

11.  seorang yang mandiri. Tidak terlalu memikirkan perasaan orang lain sehingga orang lain dapat merasa bebas. Kita semua dapat menggali kemampuan diri secara bertahap sesuai kemampuan masing-masing tanpa harus mempunyai perasaan bersalah, rasa malu ataupun rasa terbebani.


Setiap saat kita dapat menentukan pilihan untuk merubah pola pikir apakah kita akan tetap dengan pola pikir yang positif atau pola pikir yang negatif


Seperti yang dicontohkan Nabi, seorang muslim harus berfikir besok akan MATI pada saat dia sedang beribadah (sholat) dan berfikir akan HIDUP 1000 TH pada saat bekerja. Maksudnya umat Isalam diwajibkan selalu khusuk dan serius didalam ibadah, karena hidup di dunia bukan merupakan tujuan akhir dari perjalanan manusia untuk ketemu dengan Sang Kholik (Allah). Akan tetapi pada saat hidup di dunia juga harus bekerja keras dan berfikir positif guna menghidupi dirinya dan keluarganya. Karena ada salah satu Hadist Nabi menyakan "Lebih Baik Meninggalkan Keluargamu dalam Keadaan Berkecukupan dari pada Kemlaratan".


Pada hal kita tahu, untuk menjadi orang sukses / kaya, orang tersebut harus memiliki sikap mental dan pola pikir positif (baik). Pola pikir tersebut seperti


·a. Peran yang mampu mengembangkan gagasan, memberi arah, dan menemukan hal-hal yang baru sebagai “driver”

·b. Peran yang mampu menghitung kebutuhan tim, merencanakan strategi kerja, menyusun jadwal sebagai “planner”

·c. Peran yang ahli memecahkan masalah, mengelola sarana / sumber daya, menyebarkan gagasan, melakukan negosiasi sebagai “enabler”

·d. Peran yang mau bekerja menghasilkan output, mengkoordinir dan memelihara tim sebagai “exec”

·e. Peran yang membuat catatan, mengaudit dan mengevaluasi kemajuan tim sebagai “controller”


Artinya kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu maupun dari sudut komponen artinya kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga membentuk satu kesatuan. Dalam pelaksanaannya untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik kedua pendekatan itu dipergunakan secara simultan sesuai dengan kebutuhannya.


Oleh karena itu, sistem tersebut dibangun kedalam enam komponen yang disebut dengan : 1) komponen input (masukan) ; 2) komponen model (proses) ; 3) komponen output (keluaran) ; 4) komponen teknologi ; 5) komponen basis data ; 6) komponen control (pengendalian). Keenam komponen tersebut harus ada bersama-sama dan membentuk satu kesatuan.

Klasifikasi sistem dapat diklasifikasikan sebagai sistem abstrak lawan sistem fisik, sistem alamiah lawan sistem buatan manusia, sistem pasti lawan sistem probabilistik dan sistem tertutup lawan sistem terbuka. Dengan pemikiran tersebut, maka sistem informasi masuk di dalam klasifikasi sistem fisik, sistem buatan manusia, sistem pasti dan sistem terbuka.

Berdasarkan pikiran diatas, maka sistem yang terbentuk merupakan sub sistem dari sistem organisasi, oleh karena itu sebagai suatu sistem, organisasi mempunyai beberapa komponen atau sub-sistem yaitu sistem informasi, struktur organisasi, budaya, kerja dan manusia. 

KAPASITAS sebagai pola pikir membangun sistem yang bertolak dari komponen organisasi, komponen sosial, komponen sistem informasi dan komponen teknologi sehingga membangun organisasi yang disebut juga sistem sosio-teknologi.

Bertitik tolak dari pemikiran sosio-teknologi, maka melahirkan suatu model menerapkan kerangka berpikir KAPASITAS dalam melaksanakan perubahan yang berencana dan berkesinambungan.