Selasa, 24 Januari 2012

Konsep Jalannya Rizki

Orang sering kali bingung dan berpikir bagaimana dia mendapatkan rezki, bahkan dengan ketidak tahuannya dia mengambil jalan yang salah. Bukan hanya caranya bahkan jalan yang ditempuh keluar dari aqidah. Misalkan dia datang ke peramal, paranorman yang diangggap bisa membantu meramalkan dan memberi inspirasi akan kapan datangnya rizki buat mereka, dan yang lebih parah lagi sampai bakar kemenyan, dupa, minta bantuan ke jin untuk mencari pesugihan, pelarisan di goa, pohon, laut, dan gunung.

Hal itu semua terjadi karena ketidak tahuan dan imanya yang tipis. Pada hal jika dia seorang mukmin / Islam hal itu tidak perlu terjadi. Sebab Konsepnya orang yang masuk Islam seharusnya bisa menjadi orang yang melimpah harta atau kata lainnya kaya.

Kalau kita bertanya dari mana hal itu bisa, logikanya bagaiman dan konsepnya seperti apa? pada hal jika dilihat orang islam yang di Indonesia ekonominya hanya sebagain yang kaya.

Coba kita perhatikan selaku kita orang mukmin yang beriman dan bertakwa dari kacamata RUKUN ISLAM

1. Sahadat : Disitu sudah jelas (Aku bersaksi tiada Tuhan Selain Allah, dan Muhammad Utusan Allah). Pertanyaan apa benar kita sudah 100% percaya kepada Allah dan segala urusan kita sudah kita sampaikan ke Allah, serta apa segala kebutuhan, permintaan dan segala sesuatunya kita serahkan kepada Allah.
Logikanya pada waktu kita sakit apa sudah kita minta dan sampaikan ke Allah, yang pasti kita langsung ke dokter pada hal yang menyembuhkan itu Allah dan dokter itu hanyalah Alternatif.
Pada waktu kita susah atau ingin sesuatu apa masalah kita sudah dibawa ke Allah dan kita mohon Allah yang menyelesaikan Urusan kita, selain kita sudah beriktiar. (yang sering kita minta petunjuk, dukun, paranormal, cari hongshwe atau cari hari baik)
Pada hal Allah maha berkehendak jika kita dikayakan oleh Allah dan harta kita jadi Trilyunan ternyata Allah juga tidak menjadi miskin

2. Sholat : Pada hal sudah jelas jika sholat kita baik maka semua amal perbuatan kita baik juga.
Logokanya orang mau kaya, keinginannya mau tercapai bayak orang percaya jika kita datang ke seorang ustat / khiyai, kita diminta untuk sholat malam dan sholat dhuha.
Pada hal sudah jelas jika kita sholat yang baik itu sholat berjamaah dan Nabi pun berpesan sebelum beliau meninggal yaitu Sholat sholat dan sholat .....
kita bisa sholat berjamaah dengan istikomah maka Allah akan menjamin semua kebutuhan orang tersebut, apa lagi kita melakukan sholat malam dan dhuha.
Janjinya Allah yaitu Allah menjamin segala kebuhuan dan memudahkan semua urusan orang yang beriman dan bertakwa.

3. Jakat : Bisnis yang menguntungkan dan tidak akan pernah rugi yaitu bisnis dengan Allah.
Logikanya apa itu, barang siapa yang bersedekah baik harta dan jiwa maka, Allah akan menggantinya dengan berpuluh-puluh lipat. serta Allah tidaklah pernah ingkar janni jika Allah berjanji maka Dia akan menepati karena Allah tidak pernah ingkar janji.
Contoh kita ingin dapat ikan monster / paus, jika kita masang kainya dengan umpan cacing / ikan teri apa mungkin kita dapat ikan monster/ paus.
Ibaratnya jika kita sedekah uang seribu apa mungkin kita dapat Rumah / Mobil, berarti kita sedekah dengan uang yang banyak maka kita akan dapat rumah / mobil, karena sedekah kita itu unpan / kailnya jika mau mendapatkan yang besar.

4. Puasa : Barang siap yang puasa maka dia mengistirahatkan tubuh dan menyehatkannya
Logikanya jika kita gemar puasa maka kita akan sehat karena kesehatan juga merupakan rizki yang tiada tara.
Contoh Orang yang kaya raya akan tetapi dia sakit2an dan hobi masuk rumah sakit, apa dia nyaman dengan kondisinya itu banyak uang akan tetapi tidak boleh makan yang enak-enak, cuma makan nasi jagung dan tempe saja.
Ternyata pada waktu kita puasa rizki kita tersimpan / ditunda untuk didapatkan pada waktu tidak puasa / dialihkan pada waktu yang lain.

5. Haji : Ternyata Orang yang habis naik haji tidaklah tambah miskin akan tetapi tetap stabil bahkan bertambah lebih kaya.
Cotoh bisa kita amati orang yang pulang haji / yang sudah naik haji mereka tidak miskin malah sebaliknya tetap kaya dan bahkan lebih kaya lagi